Friday, April 15, 2022

MENINGGALKAN COMFORT ZONE #2

#MOTIVASI
Tujuan meninggalkan comfort zone adalah untuk mencapai level yang lebih tinggi. Tetapi procesnya harus hati hati dipersiapkan, seperti yang saya lakukan. Saya membuka PT sebelum pensiun muda beserta semua ijin - ijin yg diperlukan. Tentu sudah dipersiapkan simpanan seperlunya. Disamping itu dipelihara silaturahmi dengan networks selama ini baik di perusahaan yang sama maupun di luar.
Sebelum meninggalkan comfort zone, saya sudah menyusun sendiri proposal dan feasibility study yang sederhana untuk mencari dana pinjaman. Sebagai lampiran feasibility study adalah Proforma contract dengan perusahaan dua PT EMKL yang intinya bahwa alat berat yang akan dibeli akan disewa oleh 2 P.T.
Selanjutnya untuk mencari dana, sebelum resign saya menghubungi 3 teman, satu kepala cabang bank BUMN dan 2 Direktur Leasing. Mereka memberikan nama - nama calon Leasing. Saya dan istri mengetok 3 pintu Leasing dan semua menolak. Lalu pada hari ke 3 pintu ke 4 terbuka, sebuah perusahaan leasing joint Jepang IƱdonesia di Summitmas tower, jl Sudirman, Jakarta.
Direktur asal Indonesia menyambut kami dengan hangat. Hanya 15 menit pertemuan itu. Hanya dalam 2 minggu kemudian telpon dirumah berdering, "Pak permohonannya sudah disetujui", katanya. Disetujui pinjaman hampir $ 1 juta, tepatnya $ 986.000.
Namanya saja Leasig, jaminannya tidak ada, kecuali alat yg akan dibeli. Sebetulnya leasing minta tambahan jaminan, tapi saya keberatan.
Sebelum saya dan istri meninjau fabrik alat berat, Stacker container tsb di Finland, saya urus ijin dulu dari BKPM Badan Penanaman Modal Dalam Negeri) agar dapat fasilitas bebas bea masuk import. Ticket pp tentu disediakan oleh agen alat tsb. Jadilah pelancong gratis.
Pendek cerita, operasi di pelabuhan Tanjungpriok tidaklah mudah. Masalah demi masalah muncul, tapi kita ditempa untuk tidak menyerah mengatasi masalah tsb. Masalah yang timbul antara lain masalah teknis, wong saya adalah seorang bankir. Kemudian masalah cash flow akibat sulitnya penagihan sewa dan juga masalah hukum.
Cash flow saya atasi dengan meminta kredit modal kerja ke bank BUMN untuk membayar angsuran leasing selama 3 bulan sebagai bridging loan. Kebetulan kepala cabangnya adalah teman saya. Tentu beban bunga dan angsuran bulanan masih bisa tercover.
Dasi dan pakaian executive berganti denan celana jeans dan sepatu kets. Kerjanya sangat berat 24 jam non stop dan biasa datang ke pelabuhan tengah malam atau dini hari untyk mengawasi, walau ada juga pegawai pengawas, mengingat di pelabuhan banyak buaya darat.
Kesimpulannya, dari Rekening koran bank, dapat dilihat rata - rata transaksi sebesar Rp 500 juta dalam 3 bulan. Dari sana mampu membayar angsuran leasing dan modal kerja bank, pajak dan biaya operasional. Masih ada sisa untuk managemen termasuk mengirim biaya sekolah 3 anak di US. Ini salah satu alasan utama meninggalkan comfort zone.


No comments: