Friday, April 15, 2022

MENINGGALKAN COMFORT ZONE #1


#Motivasi
"Apa kamu sudah gila meninggalkan pekerjaan bagus seperti ini ?", kata Letkol Pasaribu, Kastaf Kodim di kota Rantau Prapat, Sumut.
Keluarga istri saya ini marah karena kami pamit meninggalkan pekerjaan bagus, sebagai Factory Manager karet di suatu kampung, 7 km di luar kota kecil di Rantau Parapat. Perusahaan memberi gaji besar, fasilitas lengkap seperti mobil, rumah dan makan gratis dari dapur fabrik.
Inilah profesi pertama saya setelah lulus FE GAMA. Dan setelah usia 26 thn saya meninggalkan comfort zone di sektor swasta karena impian menjadi karyawan BUMN sesuai jurusan saya. Hal ini baru disadari setelah anak kedua lahir, demi hari depan mereka kelak. Karena banyak rekan - rekan se fakultas yang memilih sebagai karyawan BUMN atau di Kementrian Keuangan di Jakarta. Saya ingin seperti mereka.
Namun demikian meninggalkan profesi lama berisiko akan menganggur sementara sebelum betul - betul diterima. Karena tidak banyak yang berani meninggalan Comfort zone switching ke profesi dan lingkungan baru.
Tidak hanya pada awal karir saya berani meninggalkan comfort zone, tetapi juga kedua pada usia relatif matang, 48 thn. Meninggalkan ruang dingin, berdasi di kawasan segi tiga emas, daerah bisnis di Jakarta dan memutuskan "pensiun dini", meninggalkan fasilitas rumah dinas dan fasilitas kesehatan keluarga.
Kemudian, memulai usaha di bidang yang jauh dari keahlian saya dibidang finance, usaha sewa alat berat di pelabuhan laut Tanjungpriok. Saya berfikir selagi masih muda, masih kuat fisik jangan menunggu usia pensiun, 55 thn baru membuka usaha. Terlambat.
Kenekatan meninggalkan comfort zone seperti saya jangan ditiru kalau tidak yakin akan berhasil. Jangan korbankan kesejahteraan keluarga.



No comments: