Monday, April 4, 2022

KARIR MENTOK

#Hidupadalahperjuangan

Untuk naik ke struktural lebih tinggi di korporasi besar, acuannya pasti the past performance. Tetapi disamping itu, ada faktor lain yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Apa itu?
Attitude, hubungan social, unggah ungguh, tingkah laku, penampilan, kemampuan negosiasi. Pokoknya non tekhnis. Pimpinan punya mata dan telinga baik intern maupun extern sebagai sumber informasi. Tentu termasuk dari sesama peer dan atasannya. Juga termasuk organisasi auditor internal.
Oleh karena itu, semakin tinggi level, seperti pohon ditiup angin topan, semakin kuat goyangannya. Jika akar tidak kuat akar dan fondasinya tidak akan promosi bahkan mungkin tumbang, jatuh atau diturunkan. Atau bisa juga digeser ke bagian atau divisi lain yang kurang strategys. Karena kurang bisa mengikuti social dan corporate culture. Tidak jarang karir mento hingga usia pensiun. Atau sampai pimpinannya berganti. Oleh sebab itu tidak sedikit yang resign, pindah ke organisasi lain.
Dari penjelasan tersebut diatas kita harus bisa merubah attitude disesuaikan dengan corporate culture. Karena setiap organisasi mempunyai corporate cuture tersendiri. Penulis seorang bankir yang karirnya mentok di level echelon dua. Kecil kemungkinan naik ke level echelon satu. Karena untuk jabatan itu disamping mempunyai kelebihan dibanding peernya, ditambah satu faktor lagi. Yaitu link dengan pejabat di lembaga tinggi lain.
Kebtulan penulis sudah cukup senior, sikap kaku, lone ranger, hanya professional saja sebgagai bankir. Akhirnya, dari pada mimpi, diusia 48 thn buka PT sendiri, langsung jadi Dirut.
Gambar usaha sendiri @Tanjungpriok.
Keterangan foto tidak tersedia.



No comments: