Monday, April 4, 2022

BISNIS SAMPINGAN

#Hidupadalahperjuangan.

Topik ini seperti antitesis, contradictif, tetapi menjadi logis jika kita berfikir analitical. Untuk tidak confusing, topic ini based on reality, Om my theory, only di negeri nyiur melambai.
Ketika memimpin satu unit kerja, kepala seksi, manager, pimpinan proyek, kepala unit, dekan, dr, professor, name it. Pasti menerima income melebihi bawahannya. Dengan demikian mampu untuk menabung. Tabungan inilah kemudian yang dikonversi menjadi investasi. Misalnya emas, tanah/rumah, saham, danareksa, fintech, crypto dll. Saya sebut sebagai investasi, bukan trading yang sifatnya spekulasi yg high risk high return.
Kegiatan investasi itu berlangsung bertahap bulan demi bulan, tahun demi tahun konsisten, tidak tergoda untuk diuangkan. Jika terjadi sakit misalnya tersedia asuransi atau bpjs.
Sumber investasi berasal dari penghasilan resmi bulanan. Termasuk tunjangan jabatan transport dll. Plus penghasilan lain seperti honor mengajar, jasa membantu orang lain. Bisa juga penghasilan istri dari kantor atau bisnis on line. Ada juga penerimaan dari fihak lain yang menang tender karena offer terendah. Dia memberi dari keuntungannya bukan karena mark up. Diterima saja, tidak termasuk gratifikasi atau dosa, kecuali anda malaikat.
Oleh karena itu, investasi yang merupakan bisnis sampingan pada umumnya, dalam jangka panjang justru lebih besar dari professi utama.
Salah satu yang menghambat investasi adalah sifat demonstation effect, sifat pamer beli mobil baru atau barang branded. Pada hal, era sekarang angkutan umum tersedia. Dari pada mobil nongkrong seharian di parkiran. Jika ada tugas, toh kantor menyediakan mobil atau biaya transport. Belum lagi biaya bensin, pemeliharaan dan stnk tahunan yg tidak kecil.
Jika konsisten 5 - 10 thn investasi, maka anda akan kaget sendiri. Nilai saham blue cheap misalnya naik 900% thn 2010 - 2020. Begitu juga nilai property naik 500% dalam 6 thn.
Kesimpulannya bisnis sampingan berupa investasi justru jauh lebih besar dari penghasilan utama berupa gaji bulanan. Seperti pengalaman penulis.
Gambar chocholate hanya pemanis
Mungkin gambar makanan


No comments: