BUKA USAHA START UP

PT milik Om yang tidak muda lagi itu bangkrut setelah lima tahun. Nangis bombay mantan bankir itu. Itu mah sudah biasa, karena hanya 10% usaha yang sukses. Sisanya gulung tikar.

Coba saja membangun usaha start up. Siapa tahu nasib lagi hocky seperti yang 10% itu. Terus pilih nama perusahaan yang costumer friendly. Nama ndeso juga bisa. Misalnya seperti tokopedia, buka lapak, traveloka, meniru kebun binatang Gembira loka, Jogjakarta. Nama ndeso tapi go global. Justru investor luar fall in love, investing. Seperti bule yang jatuh hati kepada gadis ndeso yang pakai jarik.

"Tapi modalnya gede om."

"Yang mahal itu justru idenya itu."

Kembangkan applikasi jual beli beras umpamanya. Start up tidak perlu stock di gudang. Cari merchant, packing beras @ 10 or 25 kg. Lalu bagi hasil 10 : 90%.

Kemudian kembangkan beberapa applikasi, karena applikasi tidak begitu mahal.

Dirikan badan hukum PT, biaya akte relatif murah kok, dengan pemegang saham 3 - 4 orang, terutama latar belakang IT dan keuangan.

Pada awalnya omzet relatif kecil saja, misalnya Rp10 juta sebulan. Lalu enam bulan bertambah misalnya menjadi Rp 60 juta. Selanjutnya growthnya extra polasi.

Ingin expansi karena merchant banyak bergabung. Omzet misalnya sudah naik Rp 600 juta. Lalu tawarkan ke investor, misalnya jual saham 20% dari valuasi 600 jt, berarti Rp120 juta.

Seperti gojek, driver sebagai mitra mendapat share 20 % saja. Investor antri krn nilai valuasinya naik terus, sehubungan driver dan merchant tambah banyak.

Untuk tingkatkan omzet produk ditambah produk seperti minyak goreng, gula, odol, sabun, deterjen, rokok dan kebutuhan rutin lain. Demand konsumen satu komplex perumahan saja banyak pensiunan tidak mampu dilayani, termasuk ibu ibu ada yang order rokok.

Om bankir yang tdk muda ini lagi itu mimpi barangkali. Emang mimpi dilarang.

Gambar @California, cuma pemanis

86Radika Kanaya, Tulus Basuki Rahmat and 84 others

39 Comments

Like

Comment