Saturday, January 13, 2018

TENGGELAMKAN KAPAL (CINTA NELAYAN)

Image result for TENGGELAMKAN KAPAL SUSI

Masih ingat setelah terpilih pak Jokowi berpidato diatas kapal tradisional didampingi pak Jusuf Kalla. Presiden mengingatkan bahwa kita sudah terlalu lama memunggungi laut. Pada hal negeri kita merupakan negara kepulauan. Walau punya pantai terpanjang ke dua di dunia, negara kita adalah eksportir no 3 di Asean. Ironi inilah yg dilihat presiden Jokowi.
Untuk itulah presiden memerintahkan ibu Susi untuk menenggelamkan kapal pencuri ikan sesuai amanat Undang undang no 45 thn 2009 pasal 65 ayat 4. Pelaksanaannya pun setelah putusan Pengadilan.
Sekarang ada himbauan agar penenggelaman dihentikan. Kembalilah pencuri ikan akan ketawa, berpesta pora. Jika kapal di beslag, lelang kapal tsb akan jatuh kembali kpd orang orang pemilik kapal lama dng nama pribumi.
Alasannya ekspor ikan turun?. Nga juga. Menurut data dari Badan Pusat Statistik mengatakan sebaliknya, justru ekspor meningkat 8,21 %. Periode Januari - Nov 2016 nilai ekspor baru $ 3,78 milyard. Periode yg sama thn 2017 naik menjadi $ 4,09 milyard.
Sebagai akibat kenaikan nilai ekspor, sumbangsih pajak dr perikanan otomatis meningkat. Data dari KKP mencatat penerimaan pajak thn 2014 baru Rp 734 milyard. 3 thn berikutnya meningkat tajam 47,41 % menjadi Rp 1,082 trilyun.
Data data diatas bisa mendukung terus instruksi presiden untuk menenggelamkan kapal.
Image result for susi pujiastuty di puji pbb
Kita pantas menghargai usaha ibu Susi. Masak ibu Susi dihargai di kancah international, masak kita tidak.
Yang jelas pemerintah mencintai para nelayan, mereka dng mudah bisa menangkap ikan karena anak anak ikan tidak lagi dicuri dng alat tangkap cantrang. Supply ikan menjadi melimpah. Ekspor pengusaha juga meningkat.
Jika ada pengusaha yg rugi akibat policy pelarangan cantrang yg penting nelayan diuntungkan. Kita pro nelayan yg hidup miskin selama ini. Pengusaha nanti juga bisa menyesuaikan diri.
Cintailah nelayan dng menambah konsumsi ikan yg menyehatkan dari pada konsumsi daging.

No comments: