Saturday, January 13, 2018

OPTIMISME DITAHUN POLITIK

Image result for sri mulyani menteri keuangan indonesia

Setiap ketemu teman selalu ada saja yg belum mau move on dan selalu negatif atas capaian pemerintahan saat ini. Tapi kalau kita jelaskan dng santun disertai data, paling sedikit senyum atau manggut manggut.
Dengan info yg cukup diharap tetangga tsb bisa menyebarkan nuansa positif sehingga bisa tertular optimisme memasuki tahun politik 2018 ditengah hingar bingar pilkada dan pilpres 5 tahunan seperti selalu di tekankan presiden Jokowi.
Dalam diskusi di satu stasiun tv, ketua asosiasi pengusaha Apindo dan ketua Kadin mengamini optimisme Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam mengawali tahun 2018 ketika dia menyampaikan proyeksi pdb 5,4% lebih tinggi dr thn lalu yg 5,05%.
Pdb 5,4% tsb optimis akan dapat dicapai dng berbagai indikasi. Antara lain meningkatnya impor mesin mesin thn 2005 - 2007 yg baru akan mulai berproduksi thn ini. Harga ekspor produk batu bara dan cpo sawit masih akan tetap tinggi sejalan dng membaiknya ekonomi dunia. Pemasukan devisa dari wisata asing akan terus meningkat.
Pemasukan pajak thn 2017 sebesar Rp 1.151 trilyun meningkat 5,8% dibanding thn sebelumnya (diluar tax amnesty), sebagai indikasi bahwa terjadi peningkatan omzet dan laba badan dan perorangan yg kena pajak Pph, Ppn thn 2017.
Karena optimisme itu target penerimaan pajak thn 2018 dinaikkan 23% menjadi Rp 1.424 trilyun.
Penutupan beberapai gerai itu bukan karena lesunya daya beli tetapi karena switching transaksi e-commerce dan penjualan on line via bank. Pajak dr transaksi on line juga ikut meningkat.

Image result for belanja online e commerce
Disamping itu Neraca transaksi berjalan semakin baik. Pd semester III 2017 sebesar 1,65% dari pdb atau $ 4,3 milyard lebih rendah dari tahun sebelumnya 2,09% atau $ 5,1 milyard.
Neraca transaksi berjalan yg negatif tsb kemudian akan ditutup dng hutang. Hal ini tidak jadi masalah karena pdb kita diproyeksi jauh lebih tinggi yaitu 5,4% yg akan mampu membayar hutang tsb karena hutang digunakan untuk tujuan produktif.
Indikasi terakhir yg juga menarik yaitu terjadinya switching perilaku penduduk golongan menengah yg semakin besar, seperti kita, yang mulai senang wisata pd hari libur kejepit, macet dimana mana atau hang out makan minum dng teman atau keluarga. Lihat saja selfie, wifie ditempat tujuan wisata dan di resto/ cafe. Penghasilan/gaji yg meningkat justru sekarang digunakan untuk meningkatkan Tabungan dan mengurangi Konsumsi. Jadi bukan kelesuan daya beli.

No comments: