Saturday, January 13, 2018

JIWA MERANTAU ( MOTIVASI)

Image may contain: one or more people, people standing, tree and outdoor
Tidak hanya warga Minang yg budayanya merantau. Warga Batak juga sama. Keduanya mengimpikan hidup yg lebih baik. Yg membedakan adalah pemuda Sumbar berjiwa bisnis sedang orangtua batak bermimpi pendidikan anaknya setinggi tingginya.
☆6 tahun pertama.
Setelah lulus sd saya sdh indekos di ibukota Kabupaten, walau anak laki satu satunya. 3 tahun kemudian merantau di kabupaten tetangga. Pulang belum tentu 3 bulan sekali. 6 tahun sekolah menengah ekonomi. Cuci pakean, masak sendiri itu bukan hal baru.
☆6 thn kedua.
Karena sdh biasa mandiri, berani merantau jauh kuliah Ekonomi ke Gama Yogja tanpa mengenal siapa siapa. Rindu keluarga pasti tapi krn kondisi pulang hanya 2 x dalam 6 tahun. Kuliah serba kekurangan mendidik jiwa untuk mencari uang dng menerbitkan mingguan Mahasiswa Indonesia bersama teman teman. Juga menjual pakaian, buku, sepatu atau menggadaikan sepeda untuk kebutuhan hidup.
☆6 thn ketiga.
Bekerja di sektor swasta di kota kecil sbg rubber factory manager yg 100% untuk tujuan eksport. Kemudian dng gagah berani resign krn ingin menjadi pegawai bank bumn di ibu kota.
☆6 thn keempat.
Mengabdi kpd bangsa di 3 kota kecil dan daerah terpencil jadi staf bank bumn.
☆6 thn kelima.
Sebagai bankir, mengabdi kpd rakyat meningkatkan produksi pangan dan membina serta membesarkan pengusaha umkm.
☆6 thn keenam.
Berdasar pengalaman merantau melepas 3 orang anak sekolah di negara paman Sam sejak dibangku high school krn uang sekolahnya free. Ketika masa kuliah ketiganya harus kerja part time untuk mencukupi biaya hidup.
Bukan berarti sekolah dekat orang tua itu kurang baik. Tidak. Tapi dng merantau jauh dari org tua mendidik anak menjadi mandiri. Semuanya serba sendiri. Satu yg perlu jadi benteng adalah mengajari anak agama sejak usia dini. Godaan pasti akan mental.

No comments: