Thursday, January 4, 2018

SUMBANGSIH PETANI TERHADAP PDB, PRODUK DOMESTIK BRUTO

Image result for sawah menguning
Geli membaca status seorg pimpinan DPR yg menulis bahwa prestasi bid kesra pemerintah omong kosong, karena rakyat makin sengsara. Sayang dia juga hanya nerocos tanpa data.
Mungin krn ngantuk diruang dingin ber AC dng fasilitas yg berlimpah, tidak mengerti keadaan lapangan.
Jika dia mau ikut pres Jokowi lihat bendungan dan ketemu petani akan dapat jawaban bahwa panen padi, jagung, bawang merah, cabe melimpah, tdk perlu impor lagi. Swasembada istilahnya, walau mulut penduduk bertambah tiap tahun. Mungkin pada lupa minum pil kb.
Kenapa panen melimpah ?. Jawabannya karena sudah dan akan dibangunnya 65 waduk dlm kurun waktu 2015 - 2019 beserta pembangunan dan rehabilisasi irigasi sehingga sawah tidak kekurangan air.
Dari hasil panen melimpah itu penghasilan petani meningkat, petani yg mayoritas warga di pulau Jawa. Hasil akhirnya ikut mendongkrak Consumsi dan PDB, Produk Domestik Bruto. Binatang apa sih PDB itu.
Devinisi PDB adalah jumlah produksi barang dan jasa yg dihasilkan setiap daerah untuk saat tertentu.
Waktu kuliah semester I, ekonomi kita sudah diajarkan
rumus PDB = C + I + G + (X - M).
Pd thn 2016 PDB per kapita Rp 47,9 juta naik cukup tinggi dibanding dng thn 2014 yg baru sebesar Rp 41,9 juta.
Presiden Jokowi memang smart, dng membingkai rumus PDB dalam bingkai emas. Diawal pemerintahan Nawacita sudah mengadopsi rumus itu unt mengejar pertumbuhan ekonomi diatas 5 %.
Petani merasakan tambah sejahtera. Apalagi jika masalah penjualan pupuk subsidi dibenahi oleh pemerintah agar Jokowi dipilih para petani pd pilpres 2019. Jangan biarkan petani justru merekayasa pupuk sendiri.
Disamping Consumsi petani, untuk meningkatkan faktor C, Consumsi, pemerintah mengucurkankan dana desa 2x lipat dr sebelumnya Rp 60 trilyun thn 2017 menjadi Rp 120 trilyun thn 2018. Gede banget kan. Realisasinya pun hampir habis, 99,8% pd thn 2016.
Maka itu rumus PDB otomatis terdongkrak naik
Belum pernah terjadi di negeri ini dana mengalir dari pusat ke desa desa. Biasanya dana dr desa dihisap masuk ke kota.
Rumus kedua, yaitu I atau Investasi. Sudah banyak diberitakan bahwa negeri ini negeri "Layak Investasi" oleh Investor asing, yg dinilai 3 Lembaga Internasional terpercaya, bukan seperti lembaga abal abal yg banyak muncul menjelang pemilu. Lembaga itu ialah Standard & Poor's, Moody"s dan Fitch.
Pemeringkat ini sejalan dng peringkat kemudahan berbisnis di tanah air yg dibuat Bank Dunia, posisi kita meloncat turun dari tangga 106 ke tangga 72, dari 190 negara. Presiden Jokowi belum puas dng angka 72, minta turun lagi di peringkat 40.
Begitu juga di Bursa Efek Indonesia terjadi kejutan lain, meloncatnya IHSG ke 6.335 penutupan perdagangan thn 2017. Index ini mengindikasikan perkembangan ekonomi saat ini dan keyakinan tahun mendatang, walau masuk tahun politik.
Sebagai bukti, menurut data BKPM, realisasi Investasi 9 bln thn 2017, sebesar Rp 513,2 trilyun, 75% dr target Rp 678,8 trilyun. Investasi Asing PMA Rp 318,5 trilyun (62,1 %) dan Investasi domestik, PMDN Rp 194,7 trilyun (37,9 %). Yg menyejukkan hati adalah bahwa Investasi itu mulai melirik keluar Jawa, walau baru 44,9% tapi sdh bagus. Sisanya 55,1% tetap di Jawa. Tentu ini berkaitan dng kekurangan infra struktur diluar Jawa.
Jika dibanding dng thn thn sebelumnya, realisasi Investasi thn 2016 hanya sebesar Rp 612,8 trilyun dan thn 2015 sebesar Rp 545,4 trilyun. Terus terjadi peningkatan yg cukup besar.
Faktor ketiga adalah G atau Government. Realisasi Anggaran belanja pemerintah dipercepat, lelang sdh dipersiapkan sebelum akhir thn, agar anggaran diserap semaximal mungkin.
Serapan APBN oleh Pusat dan daerah relatif sdh semakin bagus, thn 2015 bisa mencapai 91,2% dan thn berikutnya 89,3%.
Yang terakhir, keempat adalah faktor export(X) minus import (M) yaitu kelebihan expor diatas Import.
Menurut data Bank Indonesia, secara kumulatif surplus neraca perdagangan X > M sampai bln Oktober thn 2017 saja sudah mencapai $ 18,45 milyard. Sedang periode yg sama thn 2016 surplus hanya $ 12,21 milyard.
Jika argumen dng tetangga tenang saja, jawab saja dng data jangan mormatif apalagi emosi, kita kan org educated.
Ayo sayang kita jalan jalan ke desa lihat sawah menguning dari ketinggian bendungan.

No comments: