Sunday, April 17, 2022

TAHAP TAHAP KEHIDUPAN

Hidup saya sebagai baby boomer, zaman old, mengalir begitu saja tanpa rencana, mungkin bisa digunakan sebagai salah satu referensi, diambil hikmah positivenya, sedang yang negative diskip saja. Karena kehidupan itu ada tahap - rahapnya, oleh karena itu jangan tergesa - gesa.Karena ketergesaaan itu bertentangan demgan tahap - tahap kehidupan. Berbeda dengan era sekarang, generasi Z, usia 20an atau masih mahasiswa sudah berpenghasilan milyardan dengan pola hidup yang sangat berbeda
Saya cerita secara bertahap, sorry kalau ada yang sudah pernah saya tulis sebelumnya.
Tahap 1
Bekerja setelah wisuda, income (Y) (Y) habis begitu saja diconsumsi (C), yaitu menikmati hasil keringat sendiri. Income kerja lembur, sedikit membantu adik yang masih kuliah di Jogjakarta. Dengan demikian rumus ekonomi Y= C, belum ada sisa untuk Saving (S)
Bahkan sampai menikah dan punya satu baby, masih tetap belum ada Saving karena masih perlu beli popok dll, syukur masih minum ASI.
Waktu baru berusia 24 thn, masih polos dan lugu, syukur sudah dipercaya menjadi factory manager untuk tujuan ekspor. Tidak terpikir sedikitpun untuk mengambil komisi dari
membeli bahan baku karet, kayu packing, bahan laboratorium, spare parts dll..Tidak tahu jika mnager manager senior justru yang menjadi gemuk.

Tahap 2
Ketika anak kedua lahir, lalu resign dan syukur masuk managemen trainee di satu bank BUMN. Hingga empat tahun sebagai management trainee, belum mampu untuk Saving. Tetapi syukur.... income sudah stabil plus fasilitas lumayan.

Tahap 3.
Selanjutnya selama 4 tahun sebagai wakil pimpinan cabang baru mulai ada Saving dari penghasilan resmi. Misalnya ditugaskan menjadi Pjs Pimpinan cabang di 5 kota yang berbeda selama @2 minggu. Sehingga rumusnya berubah menjadi Y = C+ S. Namun belum mampu untuk memulai Investasi (I), kecuali perhiasan bojo disamping sedikit bantu keluarga.
Walau waktu itu ditugaskan membeli tanah untuk kantor didua kota, dan order percetakan untuk banyak kantor, jujur, lugu, tetap polos tidak dapat sepeserpun.
Tahap 4
Setelah pimpinan cabang tiga kali selama 8 thn, gaji dan tunjangan semakin bertambah, sehingga mulai mengangsur KPR rumah mungil, 120 m satu lantai. Pada saat itu usia sudah 38 thn, mungkin termasuk terlambat punya rumah. Sejak saat itu rumus tambah panjang yaitu Y=C+S+I...walau S tetap kecil karena digunakan untuk mengangsur KPR.

Tahap 5
Kemudian pindah tugas ke Pusat, dimana tugasnya sekarang semakin luas, seluruh Tanah air, sampai keluar negeri. Sehingga penghasilan juga semakin meningkat dan waktu semakin longgar. Sementara KPR rumah mungin 120 m satu lantai itu lunas. Pada tahap kelima ini mulai merambah Investasi beberapa bidang tanah murah meriah, emas, rumah, villa sampai apartmen. Artinya nilai investasi property semakin meningkat sejalan dengan waktu.

Tahap 6
Seperti sering diceritakan, usia 48 thn resign dari bank mulai buka PT sendiri dengan penghasilan yang cukup tinggi. Sejak thn 1995 saja income perusahaan Rp 125 juta sebulan, minus angsuran kredit 75 juta, plus biaya operasi. Masih cukup lumayan sisa unt Investasi lagi dan biaya kuliah 4 orang anak. Hitung hitung dalam 10 thn, dari pimpinan cabang sampai resign dan hasil usaha saat tepat untuk investasi.
Jadi sabar saja, jangan buru - buru, ada tahap - tahap kehidupan sebelum sampai tahap Investasi. Jangan sampai dipaksa, bisa berakibat fatal akibatnya dan penyesalan.
Semoga bermanfaat.
Rumah pensiunan di Klp Gading, Jakarta Utara.
Mungkin gambar luar ruangan
Indarmien Netty Ariasih, Zainal Abidin Siata dan 390 lainnya
113 Komentar
Suka
Komentari

113 Komentar

Semua komentar


No comments: