Monday, April 4, 2022

BOS YANG BAIK HATI

#HIDUPADALAHPERJUANGAN

Atasan kita memperhatikan performance dan potensi kita, pasti akan mendukung karir kita. Pada thn 1981, saya dipinjam sementara menjadi manager umum di kanwil Kupang yang baru saja dibentuk. Sedang jabatan saya definitif adalah wakil pimpinan cabang Kupang.
Bos Kanwil menugaskan expansi puluhan kantor bank di kecamatan potentil diseluruh NTT, antara lain di Nagekeo, Sabu Raijua, Labuan bajo, Lemata dll, termasuk mengurus ijin dari Bank Indonesia. Juga pengadaan percetakan dari Denpasar. Done. Disamping itu ditugaskan untuk membeli tanah untuk kantor Kanwil....Done
Oleh karena semua dilaksanakan cepat maka kelihatan bahwa pimpinan Kanwil itu mnghargainya. Itulah indikasi bos yang baik hati.
Pada tahun yang sama saya dipromosi menjadi pimpinan cabang kecil di kota Atambua, Timor. Hanya pada tahun kedua cabang rugi itu saya sulap jadi cabang untung dengan strategy. Selanjutnya pd tahun ketiga saya beli tanah yang cukup luas untuk membangun kantor cabang dan rumah dinas baru, berdampingan, mengganti bangunan lama yang tidak memenuhi syarat, dinding papan dan tanpa plafond..
Untuk itu bos yang baik hati itu memberi reward ikut training ke Manila dan Bangkok beserta 20 orang pimpinan cabang lain dar Tanah air. Kebetulan rombongan dipimpin oleh bos yang baik hati itu.Tiga hari sebelum training usai istri bos datang ke Bangkok didampingi hanya oleh istri saya. Pada tahun ketiga pimpinan Kanwil tersebut dipromosi menjadi pimpinan Kanwil Jawa Tengah di Semarang.
Sementara itu grafik performance cabang Atambua yang saya pimpin meroket dalam dua thn terakhir. Akibatnya, saya juga dipromosi ke Jawa Tengah yaitu ke kota kretek, Kudus. Ketemu lagi dng bos yg baik hati itu. Hubungan kerja dan personal semakin dekat mengingat jarak Kudus - Semarang cuma 50 km.
Kota Kudus banyak industri besar seperti fabrik rokok Djarum, Noyorono, fabrik kertas, fabrik garmen, pedagang tembakau dan cengkeh, fabrik jenang dll. Belum lagi rekening giro gendut cukai tembakau milik kas Negara. Itulah yang menjadi lahan perebutan persaingan antar bank.
Dalam tiga tahun performance cabang ini saya kerek menjadi the top tree paling untung dari 33 cabang di Jawa Tengah setelah cabang Semarang dan cabang Pati. Sekali lagi dengan strategy.
Disuatu pagi benar sedang andukan mau mandi telpon berdering."Ah siapa sih kok pagi2 sudah nelpon, kok ga sabaran." Gumam saya.
"Selamat pagi pak Situmeang, selamat ya bpk dipromosi ke cabang Pahlawan, Surbaya....bla bla bla."
Saya kenal betul logat medok Jawanya...he he ketawanya melengking. Dia adalah bos yang baik hati.
"Hallo...hallo.." Saya sock kaget.
"Terima kasih, terima kasih pak."Hanya itu suara yg keluar dari mulut saya. Sebelum telpon ditutup beliau titip pesan,"Jika nanti sudah jadi direktur jangan lupa sama saya."
Bos saya ini apa baru bangun ngelindur ya pagi2 begini. Ngomongnya ngelantur.
Setengah berteriak saya bilang istri,"Kita pindah Surabaya." Tapi pesan bos yang baik hati itu saya rahasiakan. Takut dia mimpi.Mimpi jadi pimpinan cabang saja ga berani. Wong bapak saya tidak lulus SD. Malah ibu saya buta huruf.
Path menuju kursi direktur biasanya begitu...pengalaman jadi pimpinan cabang besar, naik jadi wakil pimpinan wilayah dan naik lagi jadi pimpinan wilayah. Jadi direktur itu seperti gajah masuk lobang jarum. Disamping professional, bersih, biasa punya channel pejabat tinggi atau jenderal.Saya dengan direksi saja tidak ada yg kenal dekat.
Ah daripada mimpi jadi direktur bank besar, langsung saja jadi Dirut PT sendiri diusia 48 thn. Kini tersedia waktu any time mengunjungi 3 anak yang study di luar.

a


No comments: