Thursday, February 8, 2018

CORPORATE CULTURE GARUDA

Image result for pesawat garuda indonesia terbesar

Seorang teman ex pejabat tinggi Garuda resign sebelum usia pensiun dan marah menyebut Dirutnya Emirsyah Satar itu maling. Saya pikir waktu itu dia sendiri yang tidak bisa menyesuaikan diri dng corporate culture Garuda. Atau marah karena dicopot, tidak lagi menikmati comfort zone sebagai kepala perwakilan Garuda di Eropa
Ternyata sikapnya marah karena mengetahui permainan disekeliling BOD termasuk Dirut. Sinyalemennya kemudian tebukti setelah pak Emirsyah Satar ditangkap KPK. Jika sampai Dirut itu korupsi pembelian pesawat bisa dipastikan diketahui oleh lingkungannya dan mengakibatkan ineficiency.
Makanya ketika saya mau minta waktu persentasi didepan pak Emir, Dir Keuangan pada waktu itu tidak berhasil, dihalang halangi. Pada hal saya dapat Surat yg ditanda tangani pak Emir sendiri. Saya dapat tawaran dari Bankir Eropa. Garuda waktu itu memenuhi syarat untuk dapat pinjaman Bank Eropa karena Garuda punya jadwal penerbangan ke Eropa. Pada hal sebelum krismon Garuda mampu menerbangi route Jakarta - Los Angeles. Sekarang kita malu jika ke US mesti naik pesawat lain. Harga diri kita sungguh rendah sekali tidak ada national carrier yg landing di US.
Image result for pesawat garuda indonesia terbesar

Kalau Garuda tidak merubah corporate culturenya maka maskapai nasional ini tetap akan digerogoti.
Makanya tidak salah kalau Garuda rugi. Pd semester I 2017 saja rugi sebesar $ 283 8 juta atau Rp 3,77 trilyun. Kerugian tsb tentu ada kaitan dng kebijakan yg salah sebelumnya yaitu pengadaan jenis pesawat yg tidak sesuai sehingga tidak bisa bersaing di rute internasional dng pesawat seperti Qatar air, Singapore air line, Turkish air dll. Tidak ada artinya menjadi top 5 Asia Pasific airline dan On time performance 85% jika komposisi pesawat tidak direstruktur.
Direksi Garuda tahu juga kalau Air Asia saja bisa untung pada smester I 2017 sebesar $ 21 juta. Keuntungan ini diperoleh oleh occupancy penumpang yg mencapai 82% dan jenis pesawat yg efisien. Sedang Garuda hanya mampu mendapatkan occupancy 73,3%.
Untuk menyehatkan Garuda mesti ada restrukturisasi jenis pesawat, BOD yg bersih untuk merubah corporate culture yg ineficien.

No comments: