Bagi warga Kudus maupun para wisatawan yang berkunjung ke Kudus, termasuk mereka yang cinta Kudus, rasanya kurang afdol kalau pulang dari Kudus atau meninggalkan kota ini tidak menenteng produk khas daerah ini yang dikenal dengan Jenang Kudus.
Jenang Kudus adalah sebuah panganan tradisional yang mampu bertahan hingga kini menghadapi persaingan dengan panganan/snack lainnya. Mengapa tetap eksis dan digemari, tidak jauh dari teory basic marketting yaitu harga terjangkau, rasanya manis, gampang ditemui dimana mana, khususnya di Jawa Tengah dan packingnya menarik. Barangkali aspek promosinya yang perlu dibenahi sehingga bisa go nasional atau internasional.
Home industry.
Proses produksi Jenang sebenarnya masih tradisional, banyak menggunakan tangan dan SDM sehingga membuka kesempatan kepada warga termasuk kawula muda untuk memulai usaha kecil, yang notabene di support oleh program Pemerintah.
Modal usaha ini tidak terlalu besar dan jika diperlukan bisa minta bantuan permodalan dari Bank.
Yang perlu mendapat perhatian adalah aspek marketting atau lebih dikenal degan 4 P (Product, price,placement and promotion). Untuk itu sebaiknya membaca Buku Marketting yang sederhana. Sudah punya modal, mutu produknya tidak kalah dengan Mubarog atau dodol Garut, packingnya menarik, tapi kurang laku. Yang pertama ditata adalah outlet, tempat penjualan, system pembayaran dll. Tentu dimulai dengan daerah pemasaran, coverage kecil dulu.
Fihak Bank juga sangat memperhatikan aspek pemasaran ini agar kredit yang dikucurkan bisa kembali dengan lancar. Bank sangat senang membantu nasabahnya untuk berkembang. Bukan mempersulit applikasi pinjaman dengan berbagai syarat yang dipersulit.
Persaingan.
Ada baiknya para produsen maupun calon produsen mengamati produk sejenis, baik keluaran Kudus, Garut maupun produk daerah lainnya. Usahakan membuat sedikit perbedaan, terutama di packaging sehingga produk Anda menarik. Mungkin dengan harga yang sama atau lebih murah sedikit. Itu taktik memasuki pasar.
Jenang ataupun dodol adalah panganan tradisional yang disukai rakyat kebanyakan dan sudah berlangsung turun temurun beberapa generasi. Jika dikelola dengan professional, saya yakin produk ini bisa go nasional.
Hampir sama dengan itu, soto Kudus termasuk panganan tradisional Kudus yang cukup laku dan kita bisa temui dimana mana. Kalau Soto Pak Denuh disimpang tujuh Kudus bisa dikelola dengan system Franchise, kemungkinan usaha tradisional ini dapat semakin berkembang.
Usaha dan produk tradisional jika dikelola secara professional bisa digunakan sebagai tempat penyaluran SDM dan tentu Pemerintah,perbankan dan Fabrik besar di Kudus dengan senang hati akan membantu.
No comments:
Post a Comment