Saturday, March 31, 2018

GANGGUANG KEPRIBADIAN DI MEDSOS


Copas dari Agoes Ibrahim di Face book tgl 31 Maret 2018
Gangguan Kepribadian
Berkaitan dengan aktifitas di medsos

#ObsessiveCompulsivePersonalityDisorder
Image result for obsessive compulsive disorder senior

Kemarin teman saya mengirim tulisan seorang penulis tenar di medsos yang isinya menyerang semua orang yang tidak sepaham dan mengkritiknya.
Dari pada sibuk menyerang pihak lain, saya rasa sebaiknya dia belajar introspeksi diri, "ada apa dengan diriku...." ?? Apalagi konon semua admin yang mengelola fanpage nya mengundurkan diri.
Saya cukup kagum terhadap ketangguhan mental Denny Siregar atau Ade Armando yang tak pernah kick out orang-orang yang menghujat, memfitnah dan menghina mereka habis-habisan.
Sangat jauh berbeda dengan seleb satu ini. Orang yang hanya memberi like kepada status lawannyapun langsung dia kick out dari fanpage nya.
Bahkan dalam tulisannya yang terakhir, dia menggambarkan para penentangnya sebagai "orang yang haus akan pengakuan diri didunia maya karena di lingkungan nyata hidup kesepian, low financial resource, insecure terhadap pasangan dan keluarga, karir yang mentok dan terlalu banyak angan-angan dan terlalu berharap kepada orang lain..."
Padahal beberapa orang penentangnya yang saya kenal dekat, sangat high financial resource, ada yang bekerja sebagai manager di world class company. Bahkan beberapa diantaranya lulusan universitas bergengsi di luar negeri. Punya keluarga yang sangat harmonis...
Serangan terakhir yang ditulisnya juga menggambarkan orang-orang yang tak sepaham dengannya itu mengalami masalah gangguan kepribadian seperti OCPD, LFT dan Munchausen Syndrome...
Saya tak ingin mengupasnya secara mendetail karena nanti bisa "sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia..."😂😁.. haha..koq kebablasan menjadi lagu...
(Gosah serius-serius amat ya karena si amat tak pernah serius..😆).
Saya hanya ingin mengupas masalah gangguan kepribadian di atas secara singkat berkaitan dengan aktifitas di dunia medsos.
1. OCPD (Obsessive Compulsive Personality Disorder).
Orang dengan OCPD adalah orang yang perfeksionis. Oleh karena itu ia sangat keras kepala dan kaku. Dia tidak suka dan tidak mau menghadapi orang-orang yang mempertanyakan dirinya, atau mempertanyakan obsesi, maksud, tindakan, perilaku dan keyakinan dia.
Ia menganggap dirinya selalu pihak yang benar. Obsesinya pasti benar.....
Siapa pun yang dianggapnya menentang dirinya dan tidak mau menuruti obsesinya dipandang tidak kooperatif dan dianggap melawannya . Jadi dia bisa sesuka hati meng kick out orang yang dirasa membuat dirinya "risih" dari kelompoknya..
Sifat keras kepala ini sering membuat lingkungannya bahkan teman-teman dekat dan keluarga menjadi kurang suka berinteraksi dengannya. Seorang dengan OCPD tidak dapat menerima pertanyaan atau saran, walaupun dari orang yang dipercayainya.
2. Munchausen Syndrome
Nama sindrom Munchausen berasal dari Baron von Munchausen (Karl Friedrich Hieronymus Freiherr von Munchausen, 1720-1797), tentara Rusia kelahiran Jerman pada perang Rusia vs Turki tahun 1735-1739 yang menceritakan banyak petualangan fantastisnya, yang kemudian oleh Rudolf Raspe dipublikasikan dalam “The Surprising Adventure of Baron Munchausen” . Begitu piawainya, sehingga banyak orang terkecoh, mengira kisah itu benar-benar terjadi.
Buku-buku Munchausen laku keras, hingga cetak ulang beberapa kali, sampai akhirnya terbongkar bahwa kisah-kisah heroik itu hanya fiksi alias bualan semata. Munchausen kemudian dijadikan nama syndrom gangguan psikologis. Pengidap sindrom Munchausen senang berfantasi dan melakukan kebohongan.
3. LFT (Low Frustration Tolerance)
Bagi orang yang suka menulis dan posting di medsos, sering kali merasa bahwa postingnya sangat sempurna. Seperti umumnya posting di internet yang selalu mendapatkan tanggapan dan komentar, maka penulisnya hampir setiap waktu mengecek masuknya komentar yang baru diberikan pembacanya. Jika ia mendapat komentar-komentar yang bernada kritikan, maka dengan cepat ia akan meluncurkan jawaban yang akan mematahkan tanggapan itu atau segera meng kick out pengkritiknya. Jika tidak ada yang memberikan komentar, dia akan mengirimkan komentarnya sendiri , mungkin dengan akun lain / menyamar, untuk meramaikan tulisannya. Di dunia nyata gangguan ini disebut Low Frustration Tolerance (LFT). Jadi bagi orang dengan LFT, bila menerima kritikan yang bagi orang lain dianggap biasa saja, bagi dia seolah-olah sudah merupakan penghinaan yang amat sangat, pelecehan yang luar biasa menyakitkan hatinya. Ia terlalu sensitif dengan kritikan....
Dari ulasan singkat di atas, kita sebenarnya bisa tahu, pribadi siapa yang sesungguhnya mengalami gangguan kepribadian, si seleb medsos atau para penentangnya ?
Cak Lontong bilang : Mikirr...

No comments: