Thursday, January 4, 2018

BISNIS SARANG BURUNG WALET

Sambil menikmati udara dingin di vila Green hill Cipanas, Puncak akhir thn lalu, ketika burung walet terbang rendah, saya jadi teringat pada 3 pertanyaan teman di grup DDB dr Balikpapan Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Pekanbaru, Sumatera di postingan berjudul Agro bisnis dan property. Bersyukur, senang diskusi di grup DDB saling membantu memberi informasi. Disini saya coba memformulasikannya.
Ternyata bisnis sarang burung wallet itu menjanjikan sejak China mulai menerima produk kita direct ekspor tanpa melalui Singapore, Taiwan atau Hong Kong setelah pemerintah China menerima Sertifikat yg diterbitkan oleh lembaga pemerintah. Jadi permintaan cukup besar sehingga bisnis ini pantas kita lirik. Rupanya air liur burung yg menjadi sarang ini bagus sebagai bahan obat dan menu yg lezat.
Seorang teman ibu muda pengusaha burung walet di Surabaya, dipergelangan tangannya memakai jam Rolex berwarna keemasan. Harga jam Rolex itu tidak seberapa karena harga ekspornya sangat mahal bisa puluhan juta per kg bagi sarang burung walet liar grade A. Sedang harga walet rumahan lebih murah. Harga tsb berragam gradenya yg dijual baik per 17, 50, 100 gram sampai kg. Bulan Oktober 2017 ada perusahaan yg ekspor 464,5 kg senilai Rp 13 milyard.
Burung walet liar ini banyak dilihat digua dekat pantai gelap dan lembab seperti di pantai Gombong di Kebumen, tetapi mengambil sarangnya penuh risiko.
Yang menjadi pertanyaan ada dua. Pertama tentang besar modal. Yang kedua teknik bangunan rumah yg ideal untuk mengundang burung walet untuk tinggal dan tehnik memeliharanya.
Saya lihat bangunan di pusat kota Sibolga, bangunan lebih tinggi dari ruko lain disebelahnya. Tentu modal investasikan pasti tinggi. Ternyata tidak juga. Bisa juga dimulai dng bangunan sederhana. Ada member DDB yg mengusulkan agar jendela masuknya mengarah ke Timur dan jendela pulangnya mengarah ke Barat. Jangan lupa kalau burung ini senang tinggal di tempat gelap dan lembab. Bagi pemula masih banyak tekhnik pemeliharaan dan bentuk bangunan yg harus dipelajari termasuk memelihara anak burung walet sejak kecil sehingga betah tinggal dan senang pulang kerumah daripada di gua.
Saya fikir kenapa tidak dicoba dng bangunan sederhana dulu. Kalau burungnya mau tinggal, baru digedein jadi bangunan tinggi.
Disamping itu ada juga orang yang menawarkan jasa ttg tekhnik rumah burung wallet ini.
Soal pembeli, jika belum bisa mengekspor sendiri, bisa menghubungi eksportir di wilayah terdekat. Bisa juga tanya ke Dinas Perdagangan Perindustrian setempat alamat eksportir setempat. Kalau saran saya sih, sekalian saja mengurus ijin ekspor dari Dinas Perdangan agar bisa mengekspor sendiri.
Ternyata negara tercinta ini kaya, Allah menyediakan semua bagi mereka yang mau bekerja keras

No comments: