Sunday, February 6, 2011

TRUE LOVE....RASA PERIH CINTA ABADI

A T.R.U.E L.O.V.E




This is a real true story of a lady resided in west Kalimantan  told in her Face book account in several Notes not in chronological order . I drafted the poem after her permission beforehand. Since she was not comprehend in English, I had translate it to our National language, below


She had been blessed with two precious children and husband who loved her so much, but I wondered that she expressed her feeling in many notes publicly. Based on the information available, I wrote it down in poem form after got her permission.


I could absorbed  the sad feling, that is why I got so many comments in my account, agree it was a very sad one. Fortunately, recently she was relieved no more misery of haunting by the sweet old memory. She express her feeling lately in a happy mood. She was aware of her ages and one important thing she was certain that Loving is not always belonging.


 My heart beat harder when the wind blow faster
When you shake my hand introduced your name
Masculine's name will never forgotten
In our first eyes met by accident
 
We spend the evenings with laughter 
We crafted the days to knew each other
Closed my heart to somebody else
After kissed and say you love me
 
You say good bye for advance study
Left me alone wonder why you lie
My heart wounded to hear the bad news
But I dont belive, remember your words
 
When  try to forget, it hurt a lot
Someone offered a true love when I was in anger
Will going honeymoon to paradise,  Bali island
To comfort and heal my broken heart
The pain of wounded by loving you


Lord, am I sinned to sing our love songs
Eager to meet him just to exhange the smile
After I had a precious and happy families
My fingers itched to dial, hear the laughter
But, realized maybe he was happy by now


Let me write my broken heart story
In a special pages in my Biography 
Urge my heart to welcome her by his side
Since loving not always belonging


Below a full verses of the poem in Indonesia:
RASA PERIH CINTA ABADI


Angin berdebar, jantung berdetak kencang
Ketika tangan terulur, menyebut namamu
Nama abadi yang terukir di ujung lidah
Pertemuan pertama yang tidak terduga
 
Tak ada hari tanpa gelak tawamu
Wajah penuh pesona yang membelenggu
Kubuang semua pikat asmara penggoda
Tertutup memori indah kita
Setelah mengecup keningku,
kau berbisik I love you


Waktu tenggelam bersama bayangmu
Diangkasa raya sinar bulan temaram
Ditengah ramai sepi menyiksa diri
Embun serasa enggan menahan air mata
Sejak surat surat surat tiada berbalas
Sukacitaku terkikis tanpa jawab

Kucoba membencimu,
tetapi hatiku makin terluka

Ketika itu dia datang membawa obat duka
Luka yang kau toreh karena mencintaimu
Dia membawaku ke Pulau Dewata
Mengobati amarah dan luka cinta
Memberiku berlian buah buah cinta kami

Berdosakah daku menyanyikan bait bait rindu
Ingin berjumpa sekedar bersapa
Setelah aku menimang dua berlian cinta
Tanganku gatal ingin mendengar tawanya
Tapi kuragu, mungkin kini dia sudah bahagia

Kini langkah kita disimpang yang berbeda
Biarlah kutuliskan perihnya
Dalam halaman  Buku Biography

Kini luka itu sudah sembuh

Hatiku rela dia mendampingimu
Berdoa agar kau segera menjadi Ayah
Karena mencintai tidak mesti memiliki


 

Comments on Face Book



Novitha Ly Panjaitan Ada tambahan honeymoon nya ke pulau bali ya ito.., kereN Ito.. Ilike bget2..hehe
ku harap sgra ito bukukan kumpln puisi2 ito, agar aku bs memiliki semua seri nya..hehehe btw..aku ngerti artina krn udah ada yg Indonesia nya kmrn..hehe

October 22, 2010 at 8:48pm via Facebook Mobile · 


Novitha Ly Panjaitan Bagus sekali ito... Tp aku blm bs membri komentar.. Krn aku tau benar makna terdalam dipuisi ini.. Mgkn nti..stlh hujan berhenti..sembari menanti matahari sore yg kuning keemasan..,hiks
October 20, 2010 at 1:09pm via Facebook Mobile · 
Meina Rotua Sinaga Hiks...hiks...hiks...lungun nai iban...
October 20, 2010 at 1:10pm via Facebook Mobile ·
Naning Azah Daddy puisi'y baguz bgt.....jd ikut sedih baca'y hehehe siang papiq
October 20, 2010 at 1:17pm via Facebook Mobile ·

Novitha Ly Panjaitan
Bunga itu kini perlahan mekar..merekah aroma semerbak mewangi walau duri menempel di dahan.. Kala pagi.., kuncupnya sumringah..,walau embun msih terlihat jelas merayap di indahnya..
Embun pagi hampir pudar..terhisap aroma mentari..,dan mele...bur diantara hijau taman impian.. Taman yg indah.., yg dirawat sang pemilik dgn Cinta..
Rembang tengah hari hampir menyusul, dan hujan pun mulai reda.. Tinggal titik titik air yg msih tertinggal...,
sebentar lg hangat mentari segera menghapusnya..,

bunga itu semakin terlhat indah..dan terus mewangi.. Karna Mentari senja tak lama lg akn tiba..,Mentari yg kuning keemasan..., impian sang bunga seblm gelap malam memaksanya utk menguncup krna waktu nya tlh tiba..


Winny Malo ehm...cinta tidak harus selalu memiliki ya om?? sependapat sih tapi sulitnya untuk menerima kenyataan bila itu terjadi padaku.hahahaha....i like it om :)
October 24, 2010 at 11:08pm ·

Amalia Aqiquddin Yupz....^_^
Walau aku ga terlalu ngerti puisi...
Tpi aku sangat kagum ama orang yg bisa begitu indahnya merangkai kata..

October 20, 2010 at 2:27pm via Facebook Mobile ·




Nana Julia February 6 at 4:29pm Report
br baca puisi True Love n terjemahannya Rasa Perih Cinta Abadi..
Duhh...menitikkan air mata..

3 comments:

www.topramos.blogspot.com said...

Ito Novitha,

Saya post lagi dengan sebagian kecil komen dari beberapa orang teman di Face book, genarally felt your feeling.

Salam

Endang Puji said...

romantis...tapi pedih....hik...hik..hik...

www.topramos.blogspot.com said...

Tksh mbak Endang....

Ternyata begitu beragamnya kisah manusia ini.... Biar sudah punya 2 anak, kisah lama tak mampu mengusir memory lama

Tksh sudah ikut merasakannya
Salam damai,